Friday, February 9, 2018

Respect to another pain.

Kalian pernah merasakan rasanya tertekan?
Pasti. Tentu saja. Bahkan bayi pun pernah merasakan bagaimana rasanya tertekan.
Dia berusaha menggerakan tubuhnya, belajar mandiri demi dicium atau bahkan bisa diajak bercanda oleh orang orang disekitarnya. Usahanya itu bisa membuat gemas orang-orang yang ada disekitarnya.
Jika bayi bisa merasakan tertekan, apalagi manusia diumur-umur produktif yang sudah bertahun-tahun melewati masa menjadi seorang bayi.

Iya. Semakin bertambah umur tekanan itu muncul sebenarnya setiap hari.
Pernah merasakan karena tekanan tekanan itu kemudian kalian menutup diri. Bukan keinginan. Mungkin lebih untuk menghindar. Iya. Manusia dianugrahi rasa ingin tahu yang sangat besar. Tak jarang kemudian ikut campur pada urusan orang lain. Mungkin bertanya dianggapnya tidak masalah. Namun jika orang lain yang dicerca pertanyaan itu sedang dalam kondisi mental yang buruk, bayangkan saja bagaimana kemudian dia menambah bebannya dengan menjawab pertanyaanmu secara ramah menutupi kembali luka hatinya. Sampai akhirnya dia lelah melukai hatinya terlalu sering. Iya. Sesak. Oksigen banyak namun sesak. Iya oksigen tidak lagi bisa dihirup. Rasa humanity yang menghilang yang membuat sesak.

Mungkin dia bukan tidak bersifat sosial. Namun membatasi. Kebiasaan ini mungkin kemudian menghasilkan akibat pada mental sang manusia itu sendiri. Atau mungkin pola pikirnya saja yang kurang maju?

Membahas ini aku ingat kutipan JongHyun di acara Blue Night Show. "Mungkin beberapa kalian akan berkata semua orang merasakan hal yang sama denganmu. Atau bukan hanya kamu yang seperti itu. Itu sebenarnya membunuh langsung pikiran orang itu." Orang-orang seperti ini sudah mengalami masa sulit atu mencoba mengungkapkannya. Mereka sudah mengalami waktu yang sulit waktu mencoba membuka semuanya. Iya. Karena tahu jawabannya seperti itu beberapa kemudian menyimpannya kembali sendiri.


Lalu bagaimana? Teman mengobrol. Orang terdekat yang akan membuatnya kemudian secara tidak sadar menyampaikan apa yang dia rasa dengan perumpamaan yang lain. Meskipun beberapa teman terdekat bahkan tak memahami kondisi sebenarnya. Menghabiskan waktu akan sangat menyenangkan bagi orang-orang ini. Kadang mereka tidak butuh solusi. Mereka butuh dipahami dan didengarkan serta ditemani. Sendirian itu virus pembunuh. Meskipun beberapa waktu atau sesekali kita butuh waktu sendiri kan? Iya waktu dengan Tuhan.

Merasa sendiri secara berkala malah akan membuat semakin jauh dengan Tuhan. Setidaknya jadilah manusia yang memanusiakan manusia. Your respect is very important to another person.

Jadilah pemberi bukan hanya menerima. Hukum timbal balik masih berlaku kok selama dunia belum berakhir. Pribahasa apayang kamu tabur itu pula yang kamu tuai itu masih berlaku. Positif.

Pahami sekitarmu. Bersifat egois tidak salah. Itu sudah fitrahnya. Namun, egois itu dibawah respect jauh. Jadi kelola sifat itu dengan sebaik-baiknya,

Aku bukan menasihati. Karena akupun saat ini sedang merasakan semua yang diatas itu. Tidak ada yang memahami itu rasanya benar-benar seperti tercekik sendiri. Namun diminta memahami lebih disaat seperti itu jauh lebih membuat skarat.

No comments:

Post a Comment

PANDEMIC. Kapan selesainyaaa ?

 Hai. Salam Sehaaat. Sekarang 19 Agustus 2021. Sudah lewat 1 tahun lebih covid menyerang negara kita yang tenang nan bahagia. HAHA. Sadar ga...