Friday, July 15, 2011

Part II


hah, akhirnya tugas* ini selesai juga.. Libur tgal brapa hari ya ?”, ucapku membereskan buku buku referensi serta laptopku. Lalu aku bergegas menengok handphoneku yg tak ku lihat kabarnya beberapa hari lantaran sibuk mengerjakan tugas dari dosenku.
“dahar ndok..”, trdgar suara nenekku dibalik pntu kamarku.
“sek mbah, tak bebenah ndisik”, ucapku sembari merapikan kamar . Tiba-tiba mataku terpanjat dan memberatkan pada titik didepanku. Foto teman-teman kelasku di SMA dulu .
“apa kabar mereka ya ? Aku kangen ” , gumamku sendiri .
“va, keluar to. Gek makan ndisik. ” , teriak pamanku. Aku lekas membuka pintu kamarku.
“wes adus durung?” .
“dereng om, aku tak mandi ndisik”
Aku bergegas menuju kamar mandi dibelakang rumah nenekku. Selepas makan, aku mengeluarkan pit (sepeda ontel) dari rumah bibi disamping rumah nenek.
“mbah, aku tak melaku-melaku yoo. Mboten suwee mbah, dada mbah “, aku lekas mengayuh pitku. Entah apa yg ada dikepalaku.Tampak berat namun tak terlihat. Masalah ? 
Bukan. Aku tak punya masalah selama di jogja. Nampaknya hanya beban fikiran lantaran tugas dari dosen . Aku hanya rindu untuk tertawa.
“eh apa kabar dia ya? Sudah kurang lebih 3 tahun aku di Jogja. Sebentar lagi aku menamatkan studyku “, tiba-tiba saja aku bergumam sendiri ditengah kayuhan sepeda yg aku kendarai.
“hey, apa kabar?”, suara laki-laki terdgar di depanku.
Sontak aku mengerem sepeda untuk berhenti sejanak memastikan siapa yg tadi memanggilku. Aku melihatnya dengan kdpan mata brulang kali.
”kau? Sedang apa kau disini? Kenapa kau tahu rumah nenekku ?”, tanyaku yg masih kaget oleh sosoknya yg sudah lama tak menampakan wajahnya didepanku.
“sedang apa? Melepas rindulah. Kau pikir aku tak merasakan kau juga merindukanku hah ? Aku sedang libur aku brlbur drumah pamanku di daerah wonosari. Aku tahu dari kartini rumah nenekmu “, tegasnya padaku.
“apa? yakin sekali kau dgan ucapanmu. Kartini ? Kau mapir kekosannya? “,tanyaku.
‎”tidaklah. Aku menghubunginya kemarin. Kau ini, bukan mengajaknya tgal brsma dirumah nenekmu malah membiarkannya menyewa kosan.”
“itu maunya, tidak enak katanya. Oh ya bgaimana sekolahmu? Untk apa kau ksni? Aku tidak akan menerima lamaranmu… sekarang. Aku mau mencri kerja dulu stlah ijazah sarjana ditanganku”, gumamku.
“pd skali kau? Tadi aku sudah bilang, aku sdang libur. Hanya sdang mlepas rndu. Kau masih menungguku bukan ? ” 
“tentu saja, malah aku sibuk mengerjakan project akhrku sampai tak smpat memikirkan pgantimu”
“aku percya itu. Knapa kau tampak lebih kurus? Jangan terlalu memusatkan otakmu! makanlah yg bnyak agar nanti saat kulamar, gaunmu tidak kebesaran dibadanmu”, gumamnya.
“apa? Hah. Kau mau mampir?”
“tidak, aku hanya akan mampir nanti. Ktka kau dan aku berhasil dgan cita* kita “.
“oh yasudah”.
‎”eh aku pamit ya, tidak enak dgan pamanku. Besok aku kembali ke semarang. belajarlah yg rajin ! Bnyaklah ngemil juga! Kau sangat kurus! daa , aku akan kembali”
“kau juga jaga kesehatanmu! Aku akan tetap menunggu. Sukses ya!”, aku berteriak ….
semakin lama wujud dirinya memudar dibalik angin temaram Jogjaku.
“sampai jumpa.. Aku masih dan akan tetap disini menunggumu”, gumamku sendiri.Aku kembali melanjutkan jalan-jalan soreku dgan sepeda ontel milik nenek. 
Melepas bebanku ditemani hembusan angin rindu dari puncak merapi disudut kanan jalan yg aku tapaki. Aku tahu itu rindu miliknya. :)

No comments:

Post a Comment

PANDEMIC. Kapan selesainyaaa ?

 Hai. Salam Sehaaat. Sekarang 19 Agustus 2021. Sudah lewat 1 tahun lebih covid menyerang negara kita yang tenang nan bahagia. HAHA. Sadar ga...