Friday, July 15, 2011

Part IV


Dinginnya kota Jogja tak semudah itu menembus sweater hangat yg aku kenakan. Kadangkala hembusan itu mampu merangsang bulu kudukku beranjak naik. Malam ini aku duduk diteras ditemani secangkir wedang jahe yg membuat nuansa hangat di kerongkonganku.
“mi, sedang apa kau sendiri disini? Kau lupa kau telah menikah denganku?”, gumam suamiku sembari duduk disamping ayunan yg sama denganku dan merangkulku.
“Abi? Tidak. Hanya saja aku ingin menikmati hawa Jogja malam ini”, ucapku sembari melipat tangan diddaku.
‎”aku bahagia telah memilikimu. Apa kau juga? Kau ini cuek sekali denganku. Padahalnya kau yg pertama mengagumiku”, ucapnya. Ia semakin merekatkan rangkulannya dipingganku. Aku menggenggam tangan suamiku lalu mencoba melepaskannya,
“mengagum…imu? Kenapa kau berpendapat seperti itu? Aku tak pernah berkata itu padamu dulu! Kau ini! Terlalu narsis!”.
“kau selalu bersikap aneh padaku dulu disekolah! Berusaha menyembunyikannya didepanku! Tanpa kau tahu, aku tahu banyak tentangmu!”, ucapnya dan mencoba menarik tanganku.
“jangan bersikap seperti itu lagi! Kau sudah menjadi milikku sekarang. Kau tidak ingin bermanja-manja denganku?”, gumamnya.
“kau terlalu dingin dulu! Aku hanya wanita! Tak mungkin aku mengumbarnya padamu!… Kau sendiri, mengapa setelah lulus kau malah mulai mendekat? Berbeda sekali dengan didepan orang lain!”, kataku dgan nada yg agak kesal.
“aku ingin kau yg menjadi temanku sekarang! Aku tak mau kehilangan tempat dihatimu!”, ia mulai menceritakannya.
“bodoh memang. Hatiku tak bisa mengusikmu untuk pergi dari dalamnya. Begitu yakin! Kau ini!”, gumamku.
“jodoh”
“apa?”
“iya. Itu tandanya jodoh! Kita soulmate yg dikirim Allah bukan? Iya kan Ami?”
“ami? Kenapa kau panggl aku itu? Harusnya kau memangglku umi! Karna aku telah memangglmu Abi”
“memangnya tidak boleh seorang suami mempunyai pangglan khusus untuk wanita yg rela menunggu untkku dan sekarang resmi menjadi istriku”
“terserah kau saja!”, aku mulai mndekat.
“tadi ayah menanyai kabar kita berdua!”
“lalu? Jangan bilang ia menanyai kabarku dan bertanya kapan ia dapat menimang cucu”
“yah benar. Itu yg ditanyakan”
“sudah kuduga”
“memang kenapa? Wajar bukan?”
“kau ini. Aku masih ingin berdua denganmu membayar waktu kemarin. Kau fikir aku tak jenuh menunggumu selama itu?”, aku mendekat. Wajahku tepat didepannya. Ia menunduk. Menatapku dengan mata indah yg berbinar.
‘ya Allah kau memberi waktu indah untukku setelah aku menjaga ke-istiqomahanku’.
Ia melingkarkan tangannya dipunggungku.
Matanya tak sedikitpun berpindah dari mataku. Bayangannya masih tegak berdiri di bola hitam kedua mataku.
“kau tahu apa yg aku rasakan?”, ucapku.
“apa?”
“bahagia. Sangat bahagia”
“sudah kuduga!”
“apa? Apa maksudmu?”
“kau memang pasti bahagia denganku”
“pd sekali kau”, aku mulai sdkt merenggankan genggaman tangannya dibelakang tubuhku.
“jangan”, ia menarik lagi tubuhku yg tepat berada didepannya.
“jangan lepaskan genggaman ini. Aku ingin terus didekatmu” 
‎”kau fikir aku tak lelah sejak tadi berdiri dengan posisi seperti ini?”
“baiklah”, dia mulai mengangkat tubuhku dan dan membopongnya masuk kedalam rumah.
“hey, apa yg akan kau lakukan padaku?”, aku mencoba turun dari gendongannya.
“jangan melawan! Menurutlah! Aku hanya ingin bermesraan dganmu malam ini”
“baiklah suamiku tersayang. Aku sudah tak bisa menolaknya.” Ia membawaku masuk. 
Ia memutar-mutar tubuhku hingga aku seperti ingin muntah. Canda tawa kami malam ini mulai mengisi setiap ruangan dalam rumah. Waktu kami menunggu satu sama lain terbayar sudah. Cinta dan kasih sayang yg tumbuh karena menyertakan Allah didalamnya. Dan sedikit menyiraminya dengan alunan do’a yg terucap setiap angin-angin rindu itu datang menerpa wajah kami berdua. Dibentengi dengan keistiqomahan untuk saling menjaga hati dan menunggu. 
Keyakinan akan waktu Allah yg lebih indah dibanding kenikmatan sesaat dunia. Dan kini bahagia kami sudah kami dapat. Tidak hanya bahagia dunia tapi juga kenikmatan surga yg menjanjikan. Insyaallah..
Tunggu aku **** :)
-The End-

No comments:

Post a Comment

PANDEMIC. Kapan selesainyaaa ?

 Hai. Salam Sehaaat. Sekarang 19 Agustus 2021. Sudah lewat 1 tahun lebih covid menyerang negara kita yang tenang nan bahagia. HAHA. Sadar ga...